Duniatips.web.id-Seringkali seorang pebisnis mengalami kesulitan dengan pengelolaan bisnisnya. Hal ini disebabkan oleh tuntutan zaman yang mengharuskan untuk mencari parner bisnis yang handal apalagi jika parner bisnis tersebut memiliki relasi yang kuat bahkan memiliki modal yang bnyak. Relasi termasuk faktor terpenting untuk memajukan bisnis, oleh karenanya dibutuhkan parner bisnis yang sesuai dengan harpan untuk mendokrak bisnis kita. Hal ini bisa di atasi jika kita memiliki banyak teman yang bisa di ajak untuk saling berpangku tangan dalam memanage bisnis. Berikut Adalah bebrapa tips mencari parner bisnis yang baik:
Kalau Anda terkagum-kagum pada kepintaran teman Anda dalam berbicara, bukan berarti teman tersebut sudah memenuhi syarat yang cukup untuk dijadikan rekan bisnis. Dunia bisnis tidak hanya perlu orang yang pandai bicara, tapi juga aktif bertindak dan mencari berbagai peluang. Karena itu, telitilah apakah selain kepandaiannya berbicara, ia juga memiliki keahlian lain yang dibutuhkan dalam berbisnis seperti:
Talenta atau kemampuan : Kalau ia tidak mempunyai talenta/kemampuan di bidang yang akan digeluti, tentu hal ini akan merepotkan, bukan? Suatu saat jika timbul suatu masalah di lapangan, Anda akan berjuang seorang diri karena ia tidak dapat memberikan kontribusi sesuai dengan yang Anda harapkan.
Daya Juang : Perhatikan apakah ia sosok yang pasif, kurang inisiatif, tidak berani mencoba, dan tidak memiliki daya juang. Karena meski kelihatannya ia punya banyak ide untuk mengembangkan usaha, namun jika keinginan untuk merealisasikannya rendah, ia tidak akan banyak membantu! Jangan pernah berpikir bahwa cukup Anda saja yang menjadi ujung tombaknya, karena akan merepotkan. Ia akan selalu menunggu Anda setiap kali harus mengambil keputusan.
Koordinasi : Penting untuk memiliki kemampuan melakukan koordinasi. Meski rekan Anda diposisikan untuk mengurus tugas-tugas di dalam kantor, bisa saja karena terbatasnya tenaga yang ada, membuatnya harus mengerjakan tugas koordinasi dengan pihak luar. Koordinasi tersebut tentu saja tidak hanya dilakukan lewat telepon, tapi juga sesekali harus mengecek ke lapangan apakah koordinasinya sudah dilaksanakan sesuai rencana.
Sebelum Anda menentukan siapa
teman yang akan dipilih, sebaliknya pikirkan juga orang seperti apa yang akan
cocok untuk Anda ajak menjalankan bisnis yang sudah Anda pilih. Hal ini penting
agar bisnis yang Anda jalani bisa berjalan lancar dan langgeng.
Kenalilah reputasi orang yang
akan Anda ajak berbisnis tersebut. Kalau perlu Anda lakukan wawancara
kecil-kecilan, tanyakan pengalamannya dalam bekerja, minatnya, dan berapa honor
yang diinginkannya. Tanyakan pula apakah ia sering meminjam uang, karena siapa
tahu ia tipe orang yang hobi menumpuk hutang, atau gali lubang tutup lubang.
Ketahuilah reputasinya, mungkin
bisa diketahui dari teman-temannya atau dari informasi yang bertebaran, apakah
ia tipe orang yang bermasalah atau tidak. Apakah ia tipe orang yang senang
berkonflik, senang mengeluh dan kurang termotivasi, bahkan cenderung tipe yang
suka menyalahkan orang lain atau keadaan atas kesulitan dan kegagalannya?
Bukankah Anda juga tidak ingin punya partner yang nantinya akan menyusakan dan
menghambat bisnis Anda?
Tetapkan kebijaksanaan keuangan yang jelas dan tegas serta disepakati bersama, seperti peminjaman uang, pengambilan pinjaman, atau penggantian biaya transportasi. Semua anggota wajib menyadari bahwa uang yang ada adalah uang perusahaan dan digunakan hanya demi mempertahankan kelangsungan usaha.
Gaji : Baik yang menanam modal atau tidak, sebaiknya untuk setiap orang ditetapkan sistem gaji yang jelas sesuai dengan beban tanggung jawab dan keahlian masing-masing. Jangan sampai masalah sensitif ini membuat semua orang berhitung tentang apa yang hendak dikerjakannya.
Rekening : Buatlah rekening bank tersendiri, jangan disatukan dengan rekening pribadi. Pengeluaran uang harus disetujui oleh lebih dari satu orang sehingga pengelolaan uang lebih terkontrol.
Rapi : Semua anggota wajib memelihara administrasi (baik administrasi keuangan, order, pembelian, pengeluaran, maupun surat-surat keluar-masuk lainnya). Hal ini untuk memudahkan setiap anggota dalam menangani tugasnya dengan tidak adanya kertas-kertas penting yang tercecer atau hilang begitu saja.
Sepakati : Pilihlah orang yang tepat untuk mengelola bagian yang sensitif yaitu bagian keuangan. Yakinkan semua anggota untuk menyepakati pilihan tersebut.
Mungkin pada awal kerja sama
keterbukaan sudah disepakati bersama, tapi dalam prakteknya, hal ini sulit
dilaksanakan. Selain karena hubungan Anda dengan teman Anda setara, satu sama
lain pun cukup akrab. Nah, biar tidak tidak kesalahpahaman dan keraguan,
upayakan langkah-langkah berikut sejak awal:
Tugas Sesuai Kapasitas : Buat
pembagian tugas berdasarkan kapasitas dan gaya kerja masing-masing. Berikan
tanggung jawab pengawasan lapangan bagi orang yang dinamis, tegas, dan mampu
mengambil keputusan. Tugaskan orang yang pandai bergaul dan bernegosiasi untuk
berhubungan dengan pihak luar (misalnya saja mencari order atau berhubungan
dengan pemasok). Jangan berikan tugas administrasi mengurus administrasi pada
orang yang kerjanya tidak sistematis dan kurang cermat.
Saling Pantau : Tetapkan aturan
untuk saling memantau proses kerja dan kemajuannya. Sepakati bahwa tindakan
tersebut bukan untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi dalam rangka saling
mengingatkan. Anda bisa memajang papan komunikasi yang isinya bukan hanya jenis
proyek, tapi juga proses kerja dan kemajuannya. Optimalkan urusan komunikasi
agar terhindar dari sikap sungkan bertegur sapa, saling menyalahkan, dan menggerutu
tidak perlu di belakang.
Rapatkan Masalah : Jika terjadi
kesalahpahaman, segera selesaikan secara terbuka dalam rapat khusus. Jangan
tunda atau melakukannya sambil lalu sementara masalah sebenarnya tidak tergali
karena ini malah akan memperuncing keadaan. kasak-kusuk di belakang tidak hanya
akan membuat suasana kerja tidak menyenangkan, tetapi juga menurunkan
produktivitas.
Bersikap Tegas : Buat peraturan
yang tegas, terlebih bila tempat kerja menggunakan rumah pribadi salah satu
anggota yang terlibat dalam bisnis. Jangan sampai kepentingan keluarga dan
kepentingan kantor saling mengganggu. Misalnya, atur penggunaan telepon atau
kamar kecil. Selain memudahkan pemantauan biaya, paling tidak fasilitas kantor
tidak dicampuradukkan penggunaannya untuk urusan pribadi.