Duniatips.web.id-Dalam
beberapa kesempatan baik itu didalam seminar, talk show maupun acara siaran
radio dan kebetulan saya yang menjadi nara sumbernya. Ada peserta maupun
pendengar siaran yang menanyakan mengenai Aborsi terutama resiko – resiko yang
akan terjadi setelahnya. Saya berusaha menuliskan kembali jawaban saya dibawah
ini :
Aborsi
memiliki risiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang
wanita. Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia
"tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang." Ini adalah
informasi yang sangat menyesatkan bagi setiap wanita, terutama mereka yang
sedang kebingungan karena tidak menginginkan kehamilan yang sudah terjadi. Ada
2 macam risiko kesehatan terhadap wanita yang melakukan aborsi:
1. Risiko
kesehatan dan keselamatan secara fisik
2. Risiko
gangguan psikologis
Pada saat
melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi ada beberapa resiko yang akan
dihadapi seorang wanita, seperti yang dijelaskan dalam buku Facts of Life yang
ditulis oleh Brian Clowes, Phd yaitu:
1. Kematian
mendadak karena pendarahan hebat
2. Kematian
mendadak karena pembiusan yang gagal
3. Kematian
secara lambat akibat infeksi serius disekitar kandungan
4. Rahim
yang sobek (Uterine Perforation)
5. Kerusakan
leher rahim (Cervical Lacerations) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya
6. Kanker
payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita)
7. Kanker
indung telur (Ovarian Cancer)
8. Kanker
leher rahim (Cervical Cancer)
9. Kanker
hati (Liver Cancer)
10. Kelainan
pada placenta/ ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak
berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya
11. Menjadi
mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi (Ectopic Pregnancy)
12. Infeksi
rongga panggul (Pelvic Inflammatory Disease)
13. Infeksi
pada lapisan rahim (Endometriosis)
Proses
aborsi bukan saja suatu proses yang memiliki risiko tinggi dari segi kesehatan
dan keselamatan seorang wanita secara fisik, tetapi juga memiliki dampak yang
sangat hebat terhadap keadaan mental seorang wanita.
Gejala ini
dikenal dalam dunia psikologi sebagai "Post-Abortion Syndrome"
(Sindrom Paska Aborsi) atau PAS. Gejala-gejala ini dicatat dalam
"Psychological Reactions Reported After Abortion" di dalam penerbitan
The Post-Abortion Review (1994).
1.
Kehilangan harga diri (82%)
2.
Berteriak-teriak histeris (51 %)
3. Mimpi
buruk berkali-kali mengenai bayi (63%)
4. Ingin
melakukan bunuh diri (28%)
5. Mulai
mencoba menggunakan obat-obat terlarang (41%)
6. Tidak bisa
menikmati lagi hubungan seksual (59%)
Diluar
hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi
perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun-tahun dalam hidupnya. dr.
iwan – diolah dari beberapa sumber.